Selasa, 19 Februari 2019

Rasa Itu Pernah Ada #Part 3

Lanjuuuuuuuuut..


Siang-siang Raisya merasakan AC di ruangannya sangat dingin, saking dinginnya pengin bobo sambil dikelonin. Saat itu yang cuma bisa menghangatkan adalah CPU, lumayan membantu menghangatkan bagian betis. Kemudian, dia ingat temannya si Andari sedang membawa jaket. 

Andari meminjamkan jaketnya kepada Raisya sedari jam istirahat sampai jam pulang kerja. Tiba waktu pulang kantor, Raisya menghampiri ruang kerja Andari untuk mengembalikan jaketnya. Namun, di seberang meja Andari ada sosok laki-laki tiba-tiba ikut nimbrung. Yap! Riyan.

"Mblo, pinjem deh jaket Andari. Gue bawa motor nih mau pulang malem nggak bawa jaket." pinta Riyan

"Lah, gimana bawa motor nggak bawa jaket. Modus lu pinjem jaket Andari." sambut Raisya cemburu

"Ngatur-ngatur aja lu! jaket-jaket Andari, kok lu yang ribet sih mblo." jawab Riyan

"Yaudah nih jaketnya, ada wangi badan gue loh. Jangan diendus-endus ya! nanti kangen." canda Raisya sambil memberikan jaket

"Iyuuuh bau dong! untung gue bawa minyak wangi." bales Riyan sambil pakai jaketnya

"Ih Yan jangan disemprot minyak wangi lo, bau babeh-babeh tau." kata sang empunya Jaket, Andari

Hhhmm Raisya agak sedikit kepikiran, jaket Andari yang baru dia pake hampir seharian langsung dipake oleh Riyan di depan matanya. Raisya merasa senang aroma badannya akan menemani Riyan, tapi kok ada sedihnya. Jaket yang dipinjem itu punya Andari bukan punya dirinya, semaleman jaket Andari bakal disimpan di kamar Riyan.  

"Huft.. cemburu sama jaket Andari."

...............

Tiga jam menjelang pulang kantor, Raisya lagi penat banget dengan kerjaannya biasanya dia akan mencari teman untuk sekadar nonton film atau nongkrong nyemil-nyemil. Kemudian, dia menghubungi teman kantornya yang lain untuk menonton film. Ajakannya disambut dengan baik dan langsung dibelikan tiketnya via online.

Tapi....

Sejam menjelang pulang kantor, Raisya semakin excited untuk menonton film tiba-tiba ada telepon masuk dari Andari. Dia mengajak makan roti bakar bareng Riyan dan teman kantor yang lain. "DHEG" hati Raisya tiba-tiba degdegan. Setiap orang yang menyebut nama Riyan membuat hatinya degdegan.

"Sya, pulang kantor kemana?" tanya Andari

"Gue mau nonton, Dar." jawab Raisya

"Yah, padahal gue mau ngajak makan roti bakar enak bareng Riyan dan Teddy." kata Andari agak kecewa

"Telat ih ngajaknya. Gue udah dibeliin tiket." balas Raisya

"Sebenernya gue agak malas juga lagi pengin pulang cepat, tapi gue janji sama Riyan mau nemenin dia makan roti bakar sebelum dia cuti. Eh, lo gak bisa gue jadi makin malas deh." curhat Andari

"Kalau lo ngajaknya lebih awal, gue mau deh ikut. Yaudah gih pergi sana kesian Riyan di-PHPin lo mulu tuh." suruh Raisya

"Iya juga sih. Yaudah deh kapan-kapan lo bisa ikut ya." kata Andari

"Oke. Have fun ya." balas Raisya

"Have fun"-nya Raisya itu adalah rasa cemburu yang diselimuti rasa penyesalan nggak bisa ikut makan roti bakar enak bareng Riyan. Eh, kok Riyan sih? yang ngajak Andari loh, bukan Riyan. Jangan geer! Padahal Raisya berharap ada telepon berdering 5 menit menjelang pulang kantor, telepon dari Riyan yang berisi ajakan makan roti bakar.

Sesampainya di bioskop..

Sejujurnya, hati Raisya merasa gelisah dan nggak tenang memikirkan Andari dan Riyan yang lagi asik makan roti bakar tanpa dirinya. "Andai bisa ikut mereka pasti nggak akan segelisah ini." pikirnya.

Sementara, film yang ditonton untungnya bagus, lagu-lagu yang mengiringi jalannya film juga nggak kalah bagus. Namun, pikirannya tetap kepada Raisya dan Riyan. Raisya menyimpan rasa cemburunya di puncak yang paling tinggi. Dia semakin yakin akan perasannya, bahwa Riyan menyimpan rasa kepada Andari.

"DHEG"

Perasaan cemburunya yang memuncak seolah memutar kembali pada kejadian-kejadian yang pernah Raisya rasakan akan kepekaannya terhadap apa yang terjadi antara Riyan dan Andari, sementara di sisi lain ada hati kosong yang mulai tumbuh harapan pada Riyan.

Pertama, Andari pernah cerita kalo dia sering diajak jalan sama Riyan dan Riyan sering menawarkan dirinya untuk mengunjungi rumah Andari, tapi ditolak oleh Andari. Kedua, cerita yang sangat relate dengan Andari, Riyan juga pernah cerita kepada Raisya kalo dia sering diberi harapan kosong sama Andari mengenai ajakannya nongkrong sepulang kantor. Ketiga, Riyan pinjam jaket Andari yang sebelumnya dipake Raisya ternyata ada modus terselubung yang baru "tercium" oleh Raisya.

Semesta semakin menunjukkan kepada Raisya untuk mundur dan membuang jauh-jauh rasa ingin memiliki sosok Riyan. Seiring berjalannya waktu, setiap kejadian apapun yang ada hubungannya dengan Riyan dan Andari, Raisya berusaha untuk menutupi rasa cemburunya dengan bersikap nggak canggung kalo berada diantara mereka berdua, meskipun Andari nggak ada rasa terhadap Riyan.

Beberapa bulan kemudian, Raisya mendapati kabar kalo Riyan akan resign. Lagi-lagi semesta berempati terhadap Raisya untuk nggak lebih jauh meratapi kegalauannya, justru dengan Riyan resign akan mempermudah Raisya move on lebih cepat.

Keadaan setelah Riyan resign, kegalauan Raisya jauh berkurang tapi belum ada pengganti sosok Riyan yang bikin semangat berangkat ke kantor dan apa kabar Andari? yak dia sudah memiliki calon teman hidupnya. Kabar Riyan? Entahlah Raisya nggak peduli dan nggak mau tau, itu salah satu cara untuk move on dari kegalauannya.

Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun Raisya memiliki keinginan untuk bertemu dengan Riyan dan memberikan sebuah pertanyaan dan pernyataan;

 "Lo tuh pernah ada rasa sama Andira? hayo jujur ya!"

"Jujur, gue rindu sama lo, Yan" 






Dan satu lagi mau bilang sebelum lupa, "Dulu, rasa itu rasa yang lo berikan kepada Andari pernah ada di diri gue buat lo, Yan." 


-----THE END-----




Kamis, 10 Januari 2019

Rasa Itu Pernah Ada #Part 2

Guys, kita lanjut lagi ya sepenggal cerita kejadian sepele yang tidak sepele di hati...

Pada suatu siang yang terik, saat Raisya abis nyemilin es batu dari ruangan pantry menuju ke ruangannya dia dicegat sama teman kantornya yaitu si Iren.

“Sya, sini deh!” teriak Iren

“Apaan ih ngagetin lo.” balas Raisya

Iren mengarahkan pandangan Raisya ke arah monitor komputernya.

“Ini foto lo bukan waktu jaman purbakala? hahaha” canda Iren

“Wah gila ini foto aib hahaha! lo dapet  darimana nih foto?“ tanya Raisya penasaran

“Si Riyan yang ngirim fotonya.” jawab Iren

“Adeeeh itu anak aneh-aneh aja kelakuannya.”  ngeluh Raisya

"Iya tiba-tiba ngirim ke gue, ga jelas emang tuh anak. Dia suka kali sama lo sampe ngubek-ngubek foto lama lo di folder HRD. Niat bener tuh anak." seru Iren

Foto yang ditunjukkan Iren adalah foto untuk ID card pertama saat Raisya resmi diterima sebagai karyawan. Foto dengan ekspresi kelelahan menerjang beratnya perjalanan dari rumah menuju kantor, dengan rambut lepek akibat keringetan menahan mules di jalan dan polesan make up seadanya serta kemeja yang sedikit lecek karena berdesak-desakkan dengan para manusia-manusia kuat.

Kebayang dong hasil fotonya seperti apa? makanya Raisya sangat malu kalo lihat foto itu dan sekarang dia sudah punya foto baru dengan ekspresi yang lebih fresh pastinya.

Sambil berjalan menuju ruangannya, Raisya memikirkan kata-kata Iren atas tindakan Riyan.

Dalam hati Raisya bergejolak penuh tanya:

“Hhhmm gue kaget sih, tapi penasaran juga apa maksudnya sih Riyan ngirim  foto lama gue. Ga ada kerjaan banget. Tapi apa benar yang Iren bilang ya? “Dia suka kali sama lo”. Hussh! kegeeran deh, nggak mungkin Riyan suka sama gue secara track record cewek yang dekat sama dia kan cantik-cantik dan gaul.”

...............

Raisya dan Riyan berteman di dunia nyata, tapi nggak untuk di dunia maya. Mereka tidak saling follow social media satu sama lain. Mereka memiliki semua social media yang ada, baik instagram, path, twitter, atau yang lainnya. Bahkan whatsapp dan line pun nggak saling menyimpan kontaknya. 

Pernah sih, Riyan tag nama Raisya di path saat mereka dan teman-teman kantor lainnya sedang buka puasa bersama dan Raisya dengan senang hati memberi tanda love pada postingan Riyan. Padahal baik Riyan dan Raisya saling follow dengan teman-teman kantor yang lain.

Tapi kenapa Raisya dan Riyan tetap nggak saling follow hey tolong bantu jawab?? 

Raisya tipikal nggak akan follow duluan dengan siapapun, sedangkan Riyan sebagai cowok alangkah baiknya follow duluan dong. Iya nggak gengs?? 

Raisya itu gengsinya sedalam samudera hindia. Sesuka apapun sama laki-laki mau targetnya udah punya cewek kek atau masih single kek, tetap dia nggak akan follow duluan. Itu prinsipnya. Harap maklum.

Hari Minggu Raisya mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan, handphonenya hilang di sebuah pusat perbelanjaan. Raisya baru menyadarinya saat dia dan teman-temannya ingin memesan ojek online. Akhirnya, dia memutuskan untuk bareng temannya naik mobil online ke rumah temannya, karena dia mau menenangkan diri dulu di sana.

Di rumah temannya, Raisya menggunakan laptop temannya untuk update informasi kehilangan handphonennya di instagram dan path. Dia menginformasikan, kalau ada nomor yang menghubungi menggunakan nomornya itu bukan dia. Intinya begitu.

Keesokan harinya di kantor..

Raisya menjalani hari-hari yang sepi tanpa handphone kesayangannya yang dia beli dari gaji pertama ditambahin sama bokapnya juga. Handphonenya sih rame banyak aplikasi social media dan games, tapi notifikasinya yang sepi,  maklum jomlo.

Raisya belum banyak cerita kepada teman-teman kantornya dan dia nggak mau cerita kepada Riyan nggak ada kepentingannya juga dan dia nggak akan peduli sepertinya. Namun, apa yang dipikirkan Raisya tentang Riyan salah besar, ternyata Riyan sudah tahu kabar kehilangan handphonenya dan dia menanyakan langsung kepada dirinya. Riyan peduli kok. Antara kaget, senang, dan bingung campur aduk perasaan Raisya.

"Mblo sini.. cerita kenapa hp lo bisa hilang?" teriak Riyan

"Loh tau darimana? gue kan rencana pengin ganti hp kayak lo gini, tapi nggak hilang juga kali." jawab Raisya sambil megang hp Riyan

"Ada deh. Pantesan gue line lo ga bisa. Ganti gih ini beli hp gue aja. Hahaha." canda Riyan

Raisya masih bingung, kenapa Riyan bisa tau ya? dia kan ga follow gue di path dan instagram. Hmm dia kepo-kepo kali ya. Geeran banget deh.

Raisya juga memikirkan kata-kata Riyan "pantesan gue line lo ga bisa". Kemudian, batinnya berantem karena Riyan yang selalu bikin galau.

"Wah, dia ngeline gue. Senang boleh nggak?" 
"Nggak." 
"Boleh dong." 
"Nggak."  
"Boleh dong senang. Dikit aja kok."

...............

Raisya dan Riyan menerima undangan pernikahan teman kantornya. Seperti biasa, Riyan selalu "memancing ikan di air keruh" menanyakan soal nanti datang sama siapa yang padahal dia sudah tahu jawabannya.

"Mblo, datang sama siapa nanti kondangan?" sapa Riyan di telepon


"Elaaah basa basi lo! lo pasti udah tahu jawabannya yeee." dengan malasnya Raisya jawab


"Hahaha.. kali lo mau nyewa pasangan. Gue kan mau liat lo gandengan sama laki." canda Riyan


"Peduli amat lo sama gue. Cariin dong makanya. Tangan udah lumutan nih udah lama ga digenggam" sambut Raisya

"Hahaha kasian deh. Ogah ah, gue aja lagi nyari partner." bales Riyan nggak mau kalah

"Dih, jomlo mah jomlo aja! sok-sok bawa gandengan lo." seru Raisya

"Bodo amat yang penting gue ada gandengannya. Tangan gue ga lumutan kayak tangan lo." bales Riyan

Keesokan harinya. Sesampainya di gedung pernikahan..

Raisya dan teman-teman kantor yang lain sudah berkumpul dan sedang sibuk menyantap makanan yang ada. Di tengah keramaian, Raisya tanpa sengaja melihat sesosok laki-laki yang dikenalnya sedang berjalan bergandengan bersama seorang perempuan yang dia tidak kenal. 

Dalem hati Raisya:

"Oh Riyan datang sama ceweknya itu toh. Oke aku orapopo. Selow. Santai. Tapi kok hati aku perih ya, dikit sih belum sampe bercucuran darah. Dih kenapa sih gue?"

Untungnya Raisya datang bersama teman-teman kantornya yang lain, jadi kegalauan hatinya bisa dialihkan sementara dengan mengobrol bersama teman-teman lainnya. Iya sementara, tapi nanti pas lagi sendirian akan galau dengan diiringi lagu "masih cinta by kotak".

Kamu tak tahu rasanya hatiku
Saat berhadapan kamu
Kamu tak bisa bayangkan rasanya
Jadi diriku

Semangat yok Raisya yok!

Saatnya sesi foto bersama kedua mempelai yang sedang berbahagia..

Raisya berdiri di barisan paling depan sengaja menghindar dari Riyan. Namun, ketika mengantri untuk naik ke atas panggung Raisya dengan spontannya melihat ke belakang barisan disana ada Riyan bersama ceweknya sangat jelas. 

"Cantik ya. Tinggi pula. Memang tipe cewek idaman untuk cowok ganteng seperti Riyan." lirih hati Raisya

Setelah selesai sesi fotonya, kami semua turun dari panggung dan Raisya dipanggil lah oleh Riyan yang sedari tadi mereka memang belum mengobrol. Raisya tampak kaget, padahal dia lagi menghindar dari Riyan.

"Mblooo.. sini kenalin nih." teriak Riyan

"Hei Raisya, teman kantornya Riyan" sapa Raisya sambil jabat tangan 

"Raisya ini jomlo udah 4 tahunan, dari dia pertama masuk kantor sampe sekarang belum liat dia jalan sama laki. Kesian ya. Hahaha" seru Riyan kepada ceweknya.

"Dih, apaan sih pake dijelasin lagi." kata Raisya kesal

Ceweknya Riyan cuma senyum-senyum aja, mungkin dalam hatinya pengin bilang "aku tak peduli dengan kamu Raisyaaaa".

Sepanjang perjalanan pulang, Raisya bertanya-tanya maksud Riyan ngenalin ke teman ceweknya itu apa coba sungguh nggak penting. Kenalin nama aja kan cukup, nggak usah dijelasin status percintaan segala. Huft.


...............

Gengs.. masih ada kelanjutannya di part 3 yaaaaa!! Pantengin terus jangan kemana-mana.


Siang-siang duduk di kayu. Love you!.






Minggu, 02 Desember 2018

Rasa Itu Pernah Ada #Part 1

Rasa itu pernah ada kepada dia yang tidak pernah ada rasa sedikitpun (mungkin).

Rasa yang tiba-tiba muncul tanpa diundang entah suka, cemburu, peduli, kesal, dan ini gong dari semuanya adalah..

 Rasa untuk memilikinya. Paham dong sampe sini? Hahahaha.

Gue yakin rasa itu pernah dirasakan oleh orang-orang yang berada pada lokasi yang sama.

Seperti halnya dalam istilah cinta lokasi, itu hal yang sangat lumrah terjadi. Bisa terjadi dimana aja, sekolah, kantor, bahkan tempat umum atau transportasi publik kayak kereta. Perasaan suka itu kadang tidak membutuhkan waktu lama sih, kalo lo merasa klik saat melihat penampilan luar atau melihat sosial medianya aja kan bisa timbul rasa suka lalu tumbuh menjadi rasa cinta hingga rasa ingin memilikinya.

PRET!!!

Nah, gue mau cerita kisah seorang karyawati yang tiba-tiba punya rasa dengan teman satu kantornya dan bakalan ada part 2nya ya gaessssss..

Perbuatan sepele yang tidak sepele di hati


Raisya lagi mumet sama pekerjaannya, sedari pagi hingga menjelang jam istirahat telepon di mejanya berdering sangat sering dibanding teman-teman yang lain. Saking  sibuk bekerja, dia sampe lupa pegang handphone untuk sekadar cek ada atau tidaknya chat.


Setelah istirahat, makan sambil nonton youtube, dan solat dzuhur..

Raisya kembali bekerja, tapi sudah mulai santai karena kerjaannya tidak sebanyak sebelum istirahat dan dia juga ada rencana untuk pulang cepat hari itu. Meskipun udah agak santai, tapi Raisya belaga sibuk biar nggak dikasih kerjaan tambahan sama bosnya.

Kemudian, bunyi telepon pertama setelah istirahat..

"Hadeeh telepon lagi." ngeluh Raisya


"Halo dengan Raisya ada yang bisa dibantu?" kata Raisya dengan lesu


"Woy sok imut lu jomlo! hahaha. Pulang kantor kemana? kita nonton yuk bareng Andari dan Adit." seru Riyan 


"Eh lo Yan! gue kira klien udah males aja gue. Ayolah pas banget gue butuh refreshing!" kata Raisya 

"Oke jangan lembur mulu lo! Tenggo ya." perintah Riyan

Jadi, Andari dan Adit ini teman satu divisi Riyan. Raisya udah kenal dekat sama mereka jadi nggak akan canggung jalan bareng. Menjelang sore, Riyan bawel banget ngechat di skype suruh Raisya siap-siap, ngingetin jangan kerja mulu, dan jangan lupa siapin duit buat nonton.

Waktunya pulang kantor..

Ternyata Riyan dan Andari berangkat duluan buat beli tiket, sedangkan Raisya akan menyusul bareng Adit yang masih menyelesaikan beberapa kerjaannya.

"Huft! kok Riyan udah duluan sih bareng Andari pula" dalam hati Raisya cemburu

Berhubung filmnya masih lama, mereka memutuskan untuk makan dulu. Kejadian yang sangat langka bagi Raisya, bisa makan bareng berhadapan dengan Riyan pula si pria tampan di kantornya idaman para gadis dan ibu-ibu.

Sejujurnya Raisya agak canggung karena biasanya kalo nongkrong sama Riyan selalu rame-rame dan sekarang dia ditakdirkan makan duduknya berhadapan, Raisya makannya jadi nggak napsu dan nggak abis saking saltingnya.

Begitulah rasa.. yang enak jadi hambar, yang hambar jadi candu.

Sesampainya di bioskop..

 Harapan Raisya yang gagal berangkat bareng Riyan kini sudah diganti oleh Yang Maha Kuasa yaitu Raisya duduk di sebelah Riyan.

"Wohooooooo!! mimpi apa gue semalam" teriak Raisya dalam hatinya yang gemetaran



"Gue duduk sebelahan, bisa ngobrol dengan dekat, bisa hirup aroma napasnya, bisa hirup bau badannya lebih hikmat dan bisa pinjam jaketnya kalau kedinginan" kata hati polos Raisya 

Suhu AC yang dingin di dalam bioskop berubah menjadi panas bagi Raisya, sepanjang film dia nervous dan masih nggak nyangka sebelah dia adalah pria tampan. Alhasil, adegan dalam khayalannya untuk minjem jaket Riyan nggak benar-benar terjadi.

.....

Jauh sebelum kejadian nonton itu, kantor mereka mengadakan outing ke luar kota menggunakan bis. Posisi duduk di bis dipilih secara acak, setiap karyawan mengambil sebuah kertas yang bertuliskan nomor posisi duduk di bis. Raisya sempat kecewa, teman-teman satu divisinya nggak ada yang satu bis dengannya.

"Ah bete masa nggak ada yang satu bis sih" kata Raisya ngedumel.

Nggak lama telepon di mejanya bunyi. Siapa yang telepon??? Yes! Riyan.


"Woy jomlo kita duduk sebelahan nih. Asiiiik." kata Riyan dengan semangatnya


"Lo ye kalo nelpon nggak ada lembut-lembutnya. Tau darimana? kan gue belum kasih tau nomor duduknya." tanya Raisya


"Tadi gue tanya-tanya ke HRD. Eh sebelahan sama lo. Pasti lo senang kan?" canda Riyan


"Lo kali yang senang sebelahan sama gue. Awas aja sampe tidur di pundak gue." usil Raisya

Setiap kali Riyan menelepon Raisya selalu diawali dengan "Woy Jomlo!" sungguh nggak ada lembut-lembutnya dan nggak pernah panggil nama, tapi bagi Raisya  itu merupakan panggilan "sayang" dari Riyan. Jadi, Raisya nggak pernah tersinggung. Entah bagi Riyan, apakah panggilan "Woy" itu menutupi "rasa" dia terhadap Raisya? Apakah dia menyimpan rasa yang sama seperti Raisya terhadap  dirinya???

Biarlah menjadi misteri.

.....

Sesampainya di tempat outing..

Panitia mengadakan games membentuk lingkaran dan setiap peserta harus membawa pasangan masing-masing. Raisya pastinya memilih teman satu divisinya, begitu juga dengan Riyan. Peraturannya, apabila panitia mengucapkan kata "move" semua peserta harus mencari pasangan baru secara acak.

"Move. Move" perintah panitia 

Seketika langsung rusuh keadaan di lapangan, para karyawan teriak-teriak panggil nama karyawan lainnya, ada juga yang narik-narik sampe pada tabrakan. Rusuh tapi seru.

Dari sekian ratus karyawan, ada seorang cewek menyimpan rasa dengan seorang cowok tanpa berharap bisa menjadi satu tim tapi ternyata dipertemukan oleh alam semesta. Nggak disangka arah angin feng shui membawa Raisya kepada pasangan barunya yaitu Riyan.

"Hadeeeh.. lo lagi lo lagi" ngeluh Raisya



"Yee lo sendiri yang nyamperin ke gue." balas Riyan



"Soalnya tadi lo sendiri, kasian gue lihatnya. Yaudah gue langsung lari kesini deh." bela Raisya



"Lo ye yang bener loh jadi tim gue. Kalau salah-salah gue keluarin dari tim." canda Riyan



"Siap bosku!" balas Raisya

Raisya dan Riyan sudah menjadi satu tim, permainannya mereka harus berhadapan sambil berpegangan tangan. So sweetnya..

Pada dasarnya, Raisya dan Riyan ini suka bercanda dan saling mengejek tanpa ada yang tersinggung jadi untung bagi Raisya bisa  menutupi rasa jantungnya yang berdebar-debar sangat kencang ini.

"Hey Riyan! Asal lo tau ya gue tuh senang banget kita bisa dipasangin gini, gue bisa menatap  alis mata lo yang kayak sinchan lebih dekat, merasakan bulu-bulu yang ada di tangan lo, merasakan genggaman tangan lo seolah gue dituntun untuk nemuin orang tua lo. Andai aja bisa lebih lama lagi gue bisa pegang tangan lo yang kekar ini" lirih hati Raisya.


Permainan terus berlangsung, Raisya dan Riyan akhirnya dipisahkan juga karena sudah ada permainan baru dengan tim yang baru. Permainan demi permainan diberikan oleh panitia, Raisya bermain dengan timnya begitupun dengan Riyan, di sesi ini mereka sama sekali tidak bertemu hingga tak terasa waktu istirahat makan siang tiba.


Saatnya makan siang..

Raisya sedang berdiri sendirian sambil membawa minuman, tiba-tiba Riyan nyamperin.



"Woy jomlo! sendirian aje lu nggak dimana-mana." usil Riyan

"Heh ngagetin ih! untung ga tumpah minuman gue. Puyeng gue disini banyak orang belom makan dari kemaren nih. Hahaha." ucap Raisa


"Gimana tadi gamesnya? seru nggak? tim gue dong menang, siapa dulu kaptennya." seru Riyan


"Gamesnya kurang menantang tapi seru sih, sayang tim gue kalah telak. Sebagai kapten gue merasa gagal." balas Raisya



"Hahahhahaha" tawa Raisya dan Riyan di tengah teriknya siang hari


Perbincangan singkat di siang yang terik, berubah menjadi siang yang teduh bagi Raisya.


.....


Oke part 1 sampe disini dulu ya.. Penasaran nggak sama kelanjutannya? Nggak ya? Yaudah emang gue peduli. Wek.


Iqra ya, Guys! Love you.


Minggu, 17 Mei 2015

Jadi Pembawa Acara..

Haloooooo.. ya ampun udah lama nggak jumpa, terakhir posting tgl 10 April 2014 itu artinya udah setahun lebih gue nggak ngeblog. Sibuk banget apa sok sibuk sih kamu?

Satu tahun belakangan memang penuh cerita dan pengalaman yang gue alami banyak banget sebenernya yang pengin diceritain. Pengin doang ujung-ujungnya nggak jadi diceritain, emang gitu gue orangnya. Hehehe..

02 Mei 2014, hari pertama gue kerja di sebuah perusahaan online recruitment. Hingga sampe detik ini gue masih bekerja di perusahaan tersebut. Udah 1 tahun lebih mengabdi di sana.

November 2014, gue melanjutkan kuliah S1 di universitas swasta deket kantor. Dekat bukan berarti bisa jalan kaki, jalan kaki sih bisa tapi pas nyampe sana udah bubar semua. Gue selalu ngojek lumayan memang ongkosnya buat makan siang, tapi mau gimana lagi belum nemuin ojek yang rela dibayar pake kasih sayang sih. Eeeaaaaa..

Kerja sambil kuliah itu nggak gampang ternyata sungguh menguras pikiran, tenaga, dan dompet. Apalagi kalo lagi UTS dan UAS berasa banget lelahnya. So far.. gue sangat bersyukur menjalankan keduanya karena  dikelilingi oleh orang-orang yang selalu support. *peluk dan cium buat semua*

Udah ah gue mau cerita yang lain, gue ngeblog ini tujuan utamanya pengin cerita pengalaman yang baru gue alamin hari senin kemarin.

Jadi gini..

Kantor gue punya acara bulanan yang disebut town hall. Acaranya tediri dari pengumuman award-award para sales, marketing, dan divisi lainnya serta perayaan ulang tahun untuk yang berulang tahun bulan lalu. Ada yang baru dari acara tersebut, yaitu panitia acaranya digilir dan setiap divisi pasti kebagian.

Nah, hari senin tgl 11 Mei 2015 divisi gue yaitu divisi Finance dibantu HR dan IT team yang menjadi panitianya. Town hall sebelumnya itu dari divisi marketing dan yang jadi pembawa acaranya adalah manajer marketingnya langsung. Gue khawatir dengan divisi gue ini, kenapa? karena teman gue dan gue yang ditunjuk sebagai pembawa acaranya.

Seminggu sebelumnya kita meeting untuk membicarakan semuanya mulai dari penobatan MC, tema acara, hingga hadiah-hadiah yang akan diberikan.

Saat ditunjuk sebagai MC (baca: emsih) gue senang tapi nggak yakin. Belum pernah tampil depan orang banyak sebagai MC. Tampil untuk presentasi depan kelas yang cuma 20an orang aja groginya sampe suara gue berubah jadi orang Tegal.

 Lo bayangin aja! saking groginya tenggorokan gue tertekan dan mengeluarkan suara tidak maksimal hingga menghasilkan logat orang Tegal. Itu testimoni dari teman-teman gue yang menyaksikan gue presentasi.

Setelah meeting, teman gue dan gue pun meminta masukan kepada teman-teman yang lain baiknya nanti bicaranya seperti apa untuk pembukaannya bagaimana.

Hingga hari H tiba jam 07.30 acara dimulai. Hari itu gue datang setengah jam lebih pagi biasanya gue datang mepet dan beberapa menit acara mau dimulai gue pengin pipis tapi pas ke toilet ga terlalu pengin yowes gue undur diri aja. Pipis gue pun ikutan grogi. Gini ya rasanya jadi MC.

"Selamat Pagi semuaaaaaa..." sapa gue dan teman gue. Reaksi mereka pun kaget dan tertawa. "Awal yang baik dan gue pasti bisa. Semangat" dalam hati gue berkata.

Dan gue tutup acara town hall bulan ini dengan berkata "See you again..."

Alhamdulillah nggak berasa acaranya sudah selesai dan gue pun menikmatinya sebagai MC. Ceilaaah..

Gue senang banget banyak respon positif yang dilontarkan oleh teman-teman kantor sesaat setelah gue dan teman gue menjadi MC.

"Kamu punya bakat terpendam. kamu lebih cocok dibidang komunikasi nggak cocok finance."

"Groginya masih keliatan, tapi kalian udah bagus, tinggal diasah lagi."

"Lo bagus untuk pemula. Seruuuu.."

"Hei MCK. Emsih kondang.."

Hahahahaha..

Gue cuma bisa tersipu malu dengan kritik dan saran dari teman-teman. Sesungguhnya sangat menyenangkan tampil di depan orang. Bikin orang-orang tertawa itu adalah kebahagiaan yang sangat membahagiakan. Double bahagianya. Double semangatnya. Aura positif terpancar dengan sangat terangnya.

Thanks for the opportunity. I want more..Sungguh.

"Yeaaah acaranya selesai. Lega.."







Kamis, 10 April 2014

Nyoblos, yuk!

"Bagus kan kutek gue warna ungu?"

Hehehehehe.. ungu-ungu itu bukan kutek! mana mungkin gue demen pake begituan. Ungu-ungu itu adalah tinta aku padamu seratus persen sebagai tanda bukti gue udah nyoblos. Nyoblos?? Iya nyoblos untuk pemilihan legislatif (DPR, DPD, DPRD I tingkat Provinsi, dan DPRD II tingkat Kabupaten/Kota) yang dilaksanakan kemarin, pada tanggal 09 April 2014 dan akan kembali nyoblos pada tanggal 09 Juli 2014 untuk pemilihan presiden dan wakil presiden.

Apakah kalian excited? Kalo gue sih jujur lumayan excited secara ini kali pertama gue nyoblos untuk pemilu, tapi soal coblos menyoblos mah udah kali kedua yang pertama itu pas pilkada. Jauh-jauh hari sebelum hari H gue kepoin berita-berita mengenai partai-partai yang berseliweran di twitter atau media online. Gue jadi nambah wawasan dan semakin yakin mau nyoblos partai apa walaupun ga yakin-yakin amat. Lah gimana..

Oh iya, sepertinya gue butuh partner diskusi tentang hal berbau politik. Eeeaaaaaaa.. *umpan lambung*

Udah ah, gue mau cerita pengalaman pertama nyoblos pada Pemilihan Umum (Pemilu) kemarin..

Seperti yang kalian tau hey kaum adam! Kami, kaum hawa selalu ingin terlihat kece anywhere. anytime, dan any any lainnya. Wajar dong ya buat datang ke TPS aja kami memerlukan waktu untuk dandan dan mix and match baju yang mau dipakai.

Apakah gue begitu? Nggak juga. Gue memang cuek, tapi ada lah sisi untuk memperhatikan baju terutama. Kalo gue cukup pake kaos, cardigan dan celana panjang, sisiran, bersihin belek, berangkat ke Tempat Pemungutan Suara (TPS). Kalo kalian gimana? pasti ada yang mandi dulu deh, ih jangan ditemenin ntar ketularan buat mandi lho. Setiap hari kan udah mandi, pas hari libur mandinya juga libur dong.

Tiba di TPS..

Adek gue dan gue celingak celinguk nyariin kakak gue. Lah, nggak ada padahal dia berangkat duluan. Eh bener aja! pas adek gue bbm dia, ternyata dia udah ada di TPS, tapi TPS beda sektor. Hahahahaha mana lumayan jauh lagi jaraknya.

TPS pemilu kali ini rame ternyata beda banget sama pilkada kemarin. Sepi. Kali ini, gue kudu ngantri dan berdiri. Bangku-bangkunya udah penuh buat yang pesan VIP, yang pesan festival harap berdiri (Lu kata nonton konser).

Sambil menunggu giliran, gue memperhatikan orang-orang ada yang tua, muda, sampe anak kecil pun ada. Abaikan yang tua dan anak kecil! hehehe mari perhatikan yang muda. Sebagai anak rumahan, ini waktu yang tepat buat nyelidik tetangga-tetangga yang belum pernah dilihat kali ada yang kece kan.

Dasar mental jomblo!

Tetangga-tetangga yang dulu pernah gue kategorikan sebagai kakak-adik tercantik se-RW malah terlihat biasa aja. Kakaknya itu, kakak kelas gue waktu SMA jadi gue tau gimana cantiknya dia jaman dulu. Begitupun adiknya yang sering gue liat pas salat tarawih. Natural dan cantik. Mungkin, setelah mengenal alat-alat make up ke-naturalan-nya mulai luntur.

Entahlah ya.. Semua orang itu bisa berubah, bisa berubah ke hal positif ataupun negatif. Your choice is your choice. Yaiyalah. Pilihan kamu adalah pilihan kamu yang harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab.

Ya ampun ini gue ngomong apa sih, makin ngawur aja. Udahan ah. Btw, akhirnya gue ngepost blog lagi setelah sebulan kemarin mandul. Yeeeeeee :D

Oh iya, Tanggal 09 Juli 2014 gunakan suara kalian ya! Nyoblos, yuk!