Minggu, 02 Desember 2018

Rasa Itu Pernah Ada #Part 1

Rasa itu pernah ada kepada dia yang tidak pernah ada rasa sedikitpun (mungkin).

Rasa yang tiba-tiba muncul tanpa diundang entah suka, cemburu, peduli, kesal, dan ini gong dari semuanya adalah..

 Rasa untuk memilikinya. Paham dong sampe sini? Hahahaha.

Gue yakin rasa itu pernah dirasakan oleh orang-orang yang berada pada lokasi yang sama.

Seperti halnya dalam istilah cinta lokasi, itu hal yang sangat lumrah terjadi. Bisa terjadi dimana aja, sekolah, kantor, bahkan tempat umum atau transportasi publik kayak kereta. Perasaan suka itu kadang tidak membutuhkan waktu lama sih, kalo lo merasa klik saat melihat penampilan luar atau melihat sosial medianya aja kan bisa timbul rasa suka lalu tumbuh menjadi rasa cinta hingga rasa ingin memilikinya.

PRET!!!

Nah, gue mau cerita kisah seorang karyawati yang tiba-tiba punya rasa dengan teman satu kantornya dan bakalan ada part 2nya ya gaessssss..

Perbuatan sepele yang tidak sepele di hati


Raisya lagi mumet sama pekerjaannya, sedari pagi hingga menjelang jam istirahat telepon di mejanya berdering sangat sering dibanding teman-teman yang lain. Saking  sibuk bekerja, dia sampe lupa pegang handphone untuk sekadar cek ada atau tidaknya chat.


Setelah istirahat, makan sambil nonton youtube, dan solat dzuhur..

Raisya kembali bekerja, tapi sudah mulai santai karena kerjaannya tidak sebanyak sebelum istirahat dan dia juga ada rencana untuk pulang cepat hari itu. Meskipun udah agak santai, tapi Raisya belaga sibuk biar nggak dikasih kerjaan tambahan sama bosnya.

Kemudian, bunyi telepon pertama setelah istirahat..

"Hadeeh telepon lagi." ngeluh Raisya


"Halo dengan Raisya ada yang bisa dibantu?" kata Raisya dengan lesu


"Woy sok imut lu jomlo! hahaha. Pulang kantor kemana? kita nonton yuk bareng Andari dan Adit." seru Riyan 


"Eh lo Yan! gue kira klien udah males aja gue. Ayolah pas banget gue butuh refreshing!" kata Raisya 

"Oke jangan lembur mulu lo! Tenggo ya." perintah Riyan

Jadi, Andari dan Adit ini teman satu divisi Riyan. Raisya udah kenal dekat sama mereka jadi nggak akan canggung jalan bareng. Menjelang sore, Riyan bawel banget ngechat di skype suruh Raisya siap-siap, ngingetin jangan kerja mulu, dan jangan lupa siapin duit buat nonton.

Waktunya pulang kantor..

Ternyata Riyan dan Andari berangkat duluan buat beli tiket, sedangkan Raisya akan menyusul bareng Adit yang masih menyelesaikan beberapa kerjaannya.

"Huft! kok Riyan udah duluan sih bareng Andari pula" dalam hati Raisya cemburu

Berhubung filmnya masih lama, mereka memutuskan untuk makan dulu. Kejadian yang sangat langka bagi Raisya, bisa makan bareng berhadapan dengan Riyan pula si pria tampan di kantornya idaman para gadis dan ibu-ibu.

Sejujurnya Raisya agak canggung karena biasanya kalo nongkrong sama Riyan selalu rame-rame dan sekarang dia ditakdirkan makan duduknya berhadapan, Raisya makannya jadi nggak napsu dan nggak abis saking saltingnya.

Begitulah rasa.. yang enak jadi hambar, yang hambar jadi candu.

Sesampainya di bioskop..

 Harapan Raisya yang gagal berangkat bareng Riyan kini sudah diganti oleh Yang Maha Kuasa yaitu Raisya duduk di sebelah Riyan.

"Wohooooooo!! mimpi apa gue semalam" teriak Raisya dalam hatinya yang gemetaran



"Gue duduk sebelahan, bisa ngobrol dengan dekat, bisa hirup aroma napasnya, bisa hirup bau badannya lebih hikmat dan bisa pinjam jaketnya kalau kedinginan" kata hati polos Raisya 

Suhu AC yang dingin di dalam bioskop berubah menjadi panas bagi Raisya, sepanjang film dia nervous dan masih nggak nyangka sebelah dia adalah pria tampan. Alhasil, adegan dalam khayalannya untuk minjem jaket Riyan nggak benar-benar terjadi.

.....

Jauh sebelum kejadian nonton itu, kantor mereka mengadakan outing ke luar kota menggunakan bis. Posisi duduk di bis dipilih secara acak, setiap karyawan mengambil sebuah kertas yang bertuliskan nomor posisi duduk di bis. Raisya sempat kecewa, teman-teman satu divisinya nggak ada yang satu bis dengannya.

"Ah bete masa nggak ada yang satu bis sih" kata Raisya ngedumel.

Nggak lama telepon di mejanya bunyi. Siapa yang telepon??? Yes! Riyan.


"Woy jomlo kita duduk sebelahan nih. Asiiiik." kata Riyan dengan semangatnya


"Lo ye kalo nelpon nggak ada lembut-lembutnya. Tau darimana? kan gue belum kasih tau nomor duduknya." tanya Raisya


"Tadi gue tanya-tanya ke HRD. Eh sebelahan sama lo. Pasti lo senang kan?" canda Riyan


"Lo kali yang senang sebelahan sama gue. Awas aja sampe tidur di pundak gue." usil Raisya

Setiap kali Riyan menelepon Raisya selalu diawali dengan "Woy Jomlo!" sungguh nggak ada lembut-lembutnya dan nggak pernah panggil nama, tapi bagi Raisya  itu merupakan panggilan "sayang" dari Riyan. Jadi, Raisya nggak pernah tersinggung. Entah bagi Riyan, apakah panggilan "Woy" itu menutupi "rasa" dia terhadap Raisya? Apakah dia menyimpan rasa yang sama seperti Raisya terhadap  dirinya???

Biarlah menjadi misteri.

.....

Sesampainya di tempat outing..

Panitia mengadakan games membentuk lingkaran dan setiap peserta harus membawa pasangan masing-masing. Raisya pastinya memilih teman satu divisinya, begitu juga dengan Riyan. Peraturannya, apabila panitia mengucapkan kata "move" semua peserta harus mencari pasangan baru secara acak.

"Move. Move" perintah panitia 

Seketika langsung rusuh keadaan di lapangan, para karyawan teriak-teriak panggil nama karyawan lainnya, ada juga yang narik-narik sampe pada tabrakan. Rusuh tapi seru.

Dari sekian ratus karyawan, ada seorang cewek menyimpan rasa dengan seorang cowok tanpa berharap bisa menjadi satu tim tapi ternyata dipertemukan oleh alam semesta. Nggak disangka arah angin feng shui membawa Raisya kepada pasangan barunya yaitu Riyan.

"Hadeeeh.. lo lagi lo lagi" ngeluh Raisya



"Yee lo sendiri yang nyamperin ke gue." balas Riyan



"Soalnya tadi lo sendiri, kasian gue lihatnya. Yaudah gue langsung lari kesini deh." bela Raisya



"Lo ye yang bener loh jadi tim gue. Kalau salah-salah gue keluarin dari tim." canda Riyan



"Siap bosku!" balas Raisya

Raisya dan Riyan sudah menjadi satu tim, permainannya mereka harus berhadapan sambil berpegangan tangan. So sweetnya..

Pada dasarnya, Raisya dan Riyan ini suka bercanda dan saling mengejek tanpa ada yang tersinggung jadi untung bagi Raisya bisa  menutupi rasa jantungnya yang berdebar-debar sangat kencang ini.

"Hey Riyan! Asal lo tau ya gue tuh senang banget kita bisa dipasangin gini, gue bisa menatap  alis mata lo yang kayak sinchan lebih dekat, merasakan bulu-bulu yang ada di tangan lo, merasakan genggaman tangan lo seolah gue dituntun untuk nemuin orang tua lo. Andai aja bisa lebih lama lagi gue bisa pegang tangan lo yang kekar ini" lirih hati Raisya.


Permainan terus berlangsung, Raisya dan Riyan akhirnya dipisahkan juga karena sudah ada permainan baru dengan tim yang baru. Permainan demi permainan diberikan oleh panitia, Raisya bermain dengan timnya begitupun dengan Riyan, di sesi ini mereka sama sekali tidak bertemu hingga tak terasa waktu istirahat makan siang tiba.


Saatnya makan siang..

Raisya sedang berdiri sendirian sambil membawa minuman, tiba-tiba Riyan nyamperin.



"Woy jomlo! sendirian aje lu nggak dimana-mana." usil Riyan

"Heh ngagetin ih! untung ga tumpah minuman gue. Puyeng gue disini banyak orang belom makan dari kemaren nih. Hahaha." ucap Raisa


"Gimana tadi gamesnya? seru nggak? tim gue dong menang, siapa dulu kaptennya." seru Riyan


"Gamesnya kurang menantang tapi seru sih, sayang tim gue kalah telak. Sebagai kapten gue merasa gagal." balas Raisya



"Hahahhahaha" tawa Raisya dan Riyan di tengah teriknya siang hari


Perbincangan singkat di siang yang terik, berubah menjadi siang yang teduh bagi Raisya.


.....


Oke part 1 sampe disini dulu ya.. Penasaran nggak sama kelanjutannya? Nggak ya? Yaudah emang gue peduli. Wek.


Iqra ya, Guys! Love you.